Workshop Sosialisasi Pesantren Ramah Anak di Pesantren Nurul Ilmi Bojonggede Bogor

penyampaian materi oleh H.Tubagus Masnun

Bojonggede, 24/05/2024 – Pondok Pesantren Nurul Ilmi di Bojonggede, Bogor, menggelar workshop sosialisasi Pesantren Ramah Anak sesuai dengan SK Dirjen Pendis, pada hari kamis 23 Mei 2024 yang bertempatkan di Aula Ponpes Nurul Ilmi. Acara ini dihadiri oleh narasumber, H.Tubagus Masnun (Fasilitator Nasional & Pengasuhan Ramah Anak di Pesantren) , pengasuh, serta ustadz dan ustadzah ponpes Nurul Ilmi.

Workshop ini bertujuan untuk mengembangkan model pesantren yang ramah anak dengan menitikberatkan pada tiga aspek utama: 1. Pengembangan Model Pesantren Ramah Anak, 2. Pencegahan Kekerasan/Bullying, dan 3. Pemahaman Salah Kuasa di Pesantren.

1. Pengembangan Model Pesantren Ramah Anak

Dalam sesi ini, narasumber membahas pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak di pesantren. Pesantren harus mampu menyediakan fasilitas dan program yang mendukung tumbuh kembang anak secara holistik, baik dari segi akademis, spiritual, maupun emosional. Narasumber juga menekankan pentingnya pelatihan bagi para ustadz dan ustadzah untuk lebih peka terhadap kebutuhan anak-anak. seperti, hak kelangsungan hidup, hak perlindungan, hak tumbuh kembang dan hak berpartisipasi.

2. Pencegahan Kekerasan/Bullying

Isu kekerasan dan bullying menjadi fokus utama dalam sesi ini. Narasumber memaparkan berbagai strategi dan pendekatan untuk mencegah terjadinya kekerasan dan bullying di lingkungan pesantren. Peserta workshop diharapkan untuk mengenali tanda-tanda kekerasan dan bullying serta cara-cara efektif dalam menanganinya. Ditekankan bahwa pencegahan kekerasan bukan hanya tanggung jawab pengasuh, tetapi juga seluruh komunitas pesantren.

3. Pemahaman Salah Kuasa di Pesantren

Sesi terakhir mengangkat tema tentang pemahaman dan penanganan salah kuasa di pesantren. Narasumber menjelaskan bagaimana salah kuasa dapat terjadi dan dampaknya terhadap para santri. Diskusi juga mencakup langkah-langkah yang harus diambil untuk mencegah dan mengatasi kasus salah kuasa. Para peserta diharapkan dapat menerapkan pemahaman ini dalam pengelolaan pesantren.

Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana para ustadz dan ustadzah memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman terkait tema-tema yang dibahas. Harapannya, workshop ini dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan lingkungan pesantren yang lebih ramah anak, bebas dari kekerasan, bullying, dan penyalahgunaan kuasa.

Dengan adanya workshop ini, Pondok Pesantren Nurul Ilmi Bojonggede berharap dapat menjadi pelopor dalam mengimplementasikan model pesantren ramah anak dan mendorong pesantren-pesantren lain untuk mengikuti jejak yang sama demi kesejahteraan dan kenyamanan para santri. Aamin.