Muqoddimah

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ilmi Bojonggede – Bogor

 

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, pendidikan yang berkualitas mutlak diperlukan oleh umat dan  masyarakat demi terbentuknya Generasi Qur’ani yang cerdas, mengusai ilmu pengetahuan, sholeh, berakhlak karimah dan bertaqwa kepada Allah swt untuk meraih sukses di dunia dan akhirat kelak.
Sadar akan hal tersebut, Pondok Pesantren Nurul Ilmi (Islamic Boarding School) berakidah Ahlus Sunnah Wal Jama`ah yang diasuh oleh KH. Faisal Muhammad Ali Nurdin, Lc, MA,  (Alumni Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta Pimpinan Prof. KH. Syukron Makmun. , Lc Syariah Universitas Islam Madinah KSA, Post Graduate Programme in Diploma of Education International Islamic University Malaysia, Master of Syariah University of Malaya Kuala Lumpur ), menyelenggarakan pendidikan selama 6 tahun (Tingkat Tsanawiyah  dan  Tingkat Aliyah) yang memperhatikan kualitas Intellegent Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Spiritual Quotient (SQ) untuk santrinya.

Visi dan Misi

Visi :

  • Menjadi lembaga pendidikan ISLAM yang unggul dan aset umat yang berkualitas

Misi :

  • Membentuk generasi Qur’ani yang ikhlas, soleh, cerdas, bertaqwa, beraqidah ahlus sunnah wal jama’ah dan berakhlak karimah.
  • Melaksakan menejemen pendidikan yang profesional dan islami.
  • Membentuk kader ulama yang intelektual dan intelektual yang ulama amilin serta dapat mengkomunikasikan ilmunya ditingkat nasional dan internasional.

Motto Hidup Santri Pondok Pesantren Nurul Ilmi :

  1. Landasi Hidup dengan Iman
  2. Hadapi Kehidupan dengan Ikhlas
  3. Mulai Segala Sesuatu dengan Do`a
  4. Bekali diri dengan Ilmu, Skill, dan Percaya diri yang Tinggi
  5. Jalinlah Silaturahim Seluas Mungkin
  6. Bekerjalah Sesuai Aturan Syariat, Jujur, Kreatif, Inovatif, Sungguh-Sungguh, dan Profesional
  7. Bertawakal lah kepada Allah SWT
  8. Hiasi Diri dengan Akhlakul Karimah

Insya Allah Kesuksesan dan Ridho Allah Bersama Kita Aamiin

Panca Jiwa Pondok Pesantren

Seluruh kehidupan di Pondok pesantren Nurul Ilmi Bojonggede Bogor Jawa Barat didasarkan pada nilai-nilai yang dijiwai oleh suasana-suasana yang dapat disimpulkan dalam Panca Jiwa.

Panca Jiwa adalah lima nilai yang mendasari kehidupan Pondok Pesantren :

1. Jiwa Keikhlasan

Jiwa ini berarti sepi ing pamrih, yakni berbuat sesuatu bukan karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Segala perbuatan dilakukan dengan niat semata-mata untuk ibadah, lillah. Kyai ikhlas medidik dan para pembantu kyai ikhlas dalam membantu menjalankan proses pendidikan serta para santri yang ikhlas dididik.

Jiwa ini menciptakan suasana kehidupan pondok yang harmonis antara kyai yang disegani dan santri yang taat, cinta dan penuh hormat. Jiwa ini menjadikan santri senantiasa siap berjuang di jalan Allah, di manapun dan kapanpun.

2. Jiwa kesederhanaan

Kehidupan di pondok diliputi oleh suasana kesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga berarti miskin dan melarat. Justru dalam jiwa kesederhanan itu terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup.

Di balik kesederhanaan ini terpancar jiwa besar, berani maju dan pantang mundur dalam segala keadaan. Bahkan di sinilah hidup dan tumbuhnya mental dan karakter yang kuat, yang menjadi syarat bagi perjuangan dalam segala segi kehidupan .

3. Jiwa Berdikari

Berdikari atau kesanggupan menolong diri sendiri merupakan senjata ampuh yang dibekalkan pesantren kepada para santrinya. Berdikari tidak saja berarti bahwa santri sanggup belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, tetapi pondok pesantren itu sendiri sebagai lembaga pendidikan juga harus sanggup berdikari sehingga tidak pernah menyandarkan kehidupannya kepada bantuan atau belas kasihan pihak lain .

Inilah Zelp berdruiping sy s te e m (sama-sama memberikan iuran dan sama-sama memakai). Dalam pada itu, Pondok tidaklah bersifat kaku, sehingga menolak orang-orang yang hendak membantu. Semua pekerjaan yang ada di dalam pondok dikerjakan oleh kyai dan para santrinya sendiri, tidak ada pegawai di dalam pondok .

4. Jiwa Ukhuwwah Islamiah

Kehidupan di pondok pesantren diliputi suasana persaudaraan yang akrab, sehingga segala suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan ukhuwwah Islamiah. Tidak ada dinding yang dapat memisahkan antara mereka. Ukhuwah ini bukan saja selama mereka di Pondok, tetapi juga mempengaruhi ke arah persatuan ummat dalam masyarakat setelah mereka terjun di masyarakat.

5. Jiwa Bebas

Bebas dalam berpikir dan berbuat, bebas dalam menentukan masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai pengaruh negatif dari luar, masyarakat. Jiwa bebas ini akan menjadikan santri berjiwa besar dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan. Hanya saja dalam kebebasan ini seringkali ditemukan unsur-unsur negatif, yaitu apabila kebebasan itu disalahgunakan, sehingga terlalu bebas (liberal) dan berakibat hilangnya arah dan tujuan atau prinsip.

Sebaliknya, ada pula yang terlalu bebas (untuk tidak mau dipengaruhi), berpegang teguh kepada tradisi yang dianggapnya sendiri telah pernah menguntungkan pada zamannya, sehingga tidak hendak menoleh ke zaman yang telah berubah. Akhirnya dia sudah tidak lagi bebas karena mengikatkan diri pada yang diketahui saja.

Maka kebebasan ini harus dikembalikan ke aslinya, yaitu bebas di dalam garis-garis yang positif, dengan penuh tanggungjawab; baik di dalam kehidupan pondok pesantren itu sendiri, maupun dalam kehidupan masyarakat.

Jiwa yang meliputi suasana kehidupan Pondok Pesantren itulah yang dibawa oleh santri sebagai bekal utama di dalam kehidupannya di masyarakat. Jiwa ini juga harus dipelihara dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya.

10 MANFAAT MENYEKOLAHKAN ANAK DI PESANTREN :

  1. Menanamkan nilai-nilai agama
  2. Mengajarkan hidup sederhana
  3. Pergaulan yang luas
  4. Mendidik kemandirian
  5. Meningkatkan rasa percaya diri
  6. Pelajaran tentang arti kehidupan
  7. Mengajarkan kedewasaan dan penuh pertimbangan
  8. Menguasai lebih dari satu Bahasa
  9. Menjadi penghafal Al-Quran
  10. Dapat membaca dan memahami Kitab Kuning.

Landasan Pemikiran

Firman Allah swt:

“… niscaya Allah swt akan meninggikan orang-orang yang beriman  di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah swt Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Mujadilah: 11).

Sabda Rasulullah saw:

Sesungguhnya yang paling utama dari kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR.al-Bukhori).